note ter'kece' yang pernah gue baca :)
"Cupu Hebat"
Hanya terpaku saat melintas dibenakku. Sekilas terdiam dengan senyum tanpa arti baik. Lalu itu yg terucap & menciptakan topik pembicaraan. Itu yg aku lakukan, mengobrol semalaman tentang sisa hidup kita. Berpikir. Dengan pemikiran yg selalu sama. Itu bak silsilah atau apalah. Intinya sama. Tidak hebat & tidak membuat orang lain terpana tentunya. Hanya pemikiran cetek para anak kecil yg sudah merasa dirinya hebat. Itu yg dirasakan anak2 jaman sekarang. Padahal dirinya pasti tau bahwa masih tergantung seragam cupu yg baru saja dipakainya tadi pagi.
Tapi aku tau aku pun tak terdiam. Ada waktu disekelilingku. Itu cukup mengganggu. Namun tanpa waktu, mungkin aku tidak akan bisa merasa sehebat ini dan bahkan aku tau masih ada kata hebat yg lebih hebat lagi di depanku. Merasa hebat tentunya dapat meraih hebat. Tapi aku tau ada yg jauh lebih berharga dari hebat itu. Bahagia. Dimasa cupu2 ini tentunya bahagia itu menghujan. Rasanya membicarakan sesuatu yg tak berarti atau bahkan hanya ada 5% tingkat hebatnya aku merasa bahagia. Dengan senyum. Atau bahkan suara terhebat dengan emotnya yg tak akan mudah diciptakan oleh orang hebat.
Tapi aku disini berjalan. Tak henti. Bahkan berlari. Dengan tetap menggandeng kebahagiaan. Terus berlari bersamaku. Namun dia berubah bahkan memudar. Berubah berupa malaikat yg lain. Tak sesempurna yg dulu kutau. Bahkan memudar saat tak ada lagi seragam cupu itu dilemariku. Lalu diam. Ini diam yg cukup lama bagiku. Aku butuh bahagia. Bahagiaku sederhana. Hanya butuh malaikat itu disini. Melihatnya dengan senyum semanis2nya. Aku bahagia.
Tapi itulah. Aku terganggu oleh waktu. Itu memudarkan malaikatku. Tak akan terulang lagi kenangan bersamanya. Hanya dapat teringat. Aku tau semua ini bukanlah sebuah film tanpa suara. Ini nyata. Bahkan cubitanku masih terasa sakit. Memutar film dengan suara itu berupaya. Film dengan replika semu. Entah apa maksut itu. Aku hanya melihat tongkrongan hebat para bocah culun di sebuah saung. Terbahak. Berlomba berbicara hebat dimatanya. Dengan berusaha dapat menciptakan senyum hebat lawan bicaranya. Diakhiri dengan kesuksesan terbahak bersama. Kurasa mereka bahagia. Aku menonton film ini pun dengan suara. Aku mendengar. Aku mendengar leluconnya. Dengan tanggapan datar dariku. Seketika aku takut. Akankah lelucon tetap lucu dimataku? akankah aku diizinkan terbahak lagi dikala para malaikat itu bersamaku? atau hanya bisa menanggap datar seperti itu?. Aaa! oke cukup. Tak akan pernah kubayangkan lagi hal seperti itu. Setidaknya sekali itu sebagai pelajaran bahwa aku tidak boleh menyia2kan masa2 cupu ini. Ini bahagia. Cukup nikmati. Ada saatnya dimana kita harus meraih hebat dan tetap merapihkannya bersama bahagia.
Apalah itu. Aku pun tak mengerti dengan maksut lain dari tulisan ini. Ya setidaknya aku sedikit merasa hebat dengan tulisan ini walaupun tak berarti. Wajar saja masih tergantung seragam cupu dilemariku itu.
~Hanya dekap rindu bahagia yg kumau kini. Dari kawan asrama tercinta yg kunanti. Berupa malaikat di tulisan ini. Malaikat terhebat yg kumiliki~~ loveall
tag: Nayla Billa Salsabila, Hasna Fitriyah, Salwa Fadillah, Farah Shofia, Tsalitsa Luthfi Aghnia, Salsabila Safienatun Naja, Salma Fauziah, Gita Pesona, Hisan Afifah, Rizki Dzaki Al-Fitri, Ghina Widia, ME :-)
0 comments: